MProsTI-Kel6-2022

Merupakan website untuk Kelompok 6 MProsTI A berbagi artikel mengenai materi yang didapat

Kerangka Kerja COBIT

Post Page Advertisement [Top]

IMPLEMENTASI COBIT 5

 

IMPLEMENTASI COBIT 5

 

 

ABSTRAK

COBIT adalah kerangka dari IT Governance untuk kepentingan bisnins yang tujuannya untuk diimplementasikan, dimonitor dan ditingkatakan dengan percobaan terbaik. Oleh karena itu pada artikel kali ini saya akan membahas tentang implementasi COBIT khususnya COBIT 5 yang telah diterapkan oleh beberapa perusahaan. Penelitian COBIT bertujuan untuk mengimplementasikan tata kelola teknologi informasi pada PT. MBA Consulting menggunakan Framework COBIT 5 yang menghasilkan Tingkat Kematangan, Kesenjangan, dan rekomendasi untuk tata kelola TI agar sesuai dengan tujuan perusahaan

 

PENDAHULUAN

Organisasi   semakin   bergantung   pada   TI   dan   dapat   secara   efektif   dan   efisien mengintegrasikan sumber daya TI dengan proses organisasi dan manajerial lainnya [1]. Tata kelola TI diadopsi secara luas oleh organisasi di Indonesia, baik organisasi pemerintahan

maupun swasta  [2]. Dari beberapa artikel yang saya jadikan sumber referensi dalam penulisan artikel mengenai implentasi COBIT ini terdapat juga beberapa referensi yang berupa artikel penelitian mengenai COBIT.

 

 

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Tata Kelola TI

 Menurut (IT Governance Indonesia, 2019) Tata Kelola Teknologi Informasi adalah proses yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan keputusan kapabilitas teknologi informasi untuk memastikan pengiriman nilai kepada pemangku kepentingan utama dalam suatu organisasi. Adanya tata kelola TI yang baik menyebabkan proses atau kegiatan TI dilakukan secara sistematis, terkendali dan efisien. Bahkan menciptakan efisiensi, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan daya saing.

 

2. Manfaat Tata Kelola TI

Manfaat tata kelola TI adalah untuk mengatur penggunaan TI dan memastikan kinerja TI sesuai dengan tujuan sebagai berikut (Astuti, 2019) 1. Menciptakan keselarasan strategi TI dengan strategi bisnis perusahaan; 2. Penggunaan TI memungkinkan perusahaan mengeksploitasi kesempatan yang ada dan memaksimalkan keuntungan serta memberikan realisasi keuntungankeuntungan yang dijanjikan dari penerapan TI; 3. Penanganan manajemen resiko yang terkait TI secara tepat dana menekan dampak yang muncul ke tingkat yang dapat diterima. 4. Penggunaan sumber daya TI yang bertanggung jawab dalam arti sumber daya TI yang diperlukan harus tersedia dan digunakan secara optimal; 5. Performa layanan yang dihasilkan dari setiap proses TI yang diterapkan harus diukur secara reguler untuk memastikan output yang dihasilkan telah sesuai dengan yang diharapkan

 

3. Pengertian COBIT 5 COBIT 5 (Control Objectives for Information and related Technology ver.5.0) 

COBIT 5 merupakan suatu panduan standar praktek manajemen teknologi informasi. IT Governance mengeluarkan COBIT 5 bagian dari ISACA. COBIT 5 sendiri merupakan framework yang sudah dilengkapi beberapa fitur terbaru yang dirilis COBIT pada tahun 2012. Hal ini sebagai penyempurnaan dari versi terdahulunya yaitu COBIT 4.1 yang dilengkapi 5 prinsip dan 7 enablers. Pada versi terbaru ini sangat terlihat perbedaan, jika pada COBIT 4.1 lebih mengarah pada tata kelola informasi, maka COBIT 5 lebih berfokus pada tata kelola informasi sebagai kerangka kerja dibidang manajemen dan bisnis. untuk menunjang kinerja dalam suatu perusahaan agar dapat mencapai tujuan dan nilai yang sangat optimal dari pengelolaan teknologi informasi, kerangka kerja COBIT ini sangat komprehensif atas hal tersebut sehingga dapat mewujudkan keseimbangan antara manfaat dan mengoptimalkan tingkat resiko serta penggunaan sumber daya yang ada. keputusan bisnis yang baik harus didasarkan pada pengetahuan yang berasal dari informasi yang relevan, komprehensif dan tepat waktu, yang dapat dihasilkan jika informasi memenuhi krit





eria informasi (ISACA, 2012). Jadi pada dasarnya COBIT 5 sebagai pengembangan untuk suatu tujuan pengendalian informasi dan tata kelola teknologi informasi yang dikelola oleh IT Governance Institute. COBIT memiliki kerangka kerja yang menentukan pengendalian dalam bidang TI berdasarkan informasi yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dan informasi yang kemudian menghasilkan dari penerapan informasi sumber daya yang terbaik Prinsip Dasar COBIT 5.



Gambar 1 Prinsip dasar COBIT 5 (ISACA, 2012)

Menurut IT Governence Indonesia COBIT 5 didasari oleh 5 prinsip kunci dalam menjalankan governance dan management suatu IT enterprise. Kelima prinsip COBIT 5 tersebut yaitu :

● Prinsip COBIT 5 pertama : Meeting stakeholder needs COBIT 5 terdiri atas proses-proses dan enabler untuk mendukung penciptaan nilai bisnis melalui penerapan IT. Sebuah perusahaan dapat menyesuaikan COBIT 5 dengan konteks perusahaan tersebut.

● Prinsip COBIT 5 kedua : Covering the enterprise end-to-end COBIT 5 mengintegrasikan pengelolaan IT perusahaan terhadap tatakelola perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena COBIT 5 mencakup seluruh fungsi dan proses yang ada di perusahaan dan OBIT 5 mempertimbangkan seluruh enabler dari governance dan management terkait IT dalam sudut pandang perusahaan dan endto-end. Artinya COBIT 5 mempertimbangkan seluruh entitas di perusahaan sebagai bagian yang saling mempengaruhi

● Prinsip COBIT 5 ketiga : Applying a single, integrated framework

● Prinsip COBIT 5 keempat: Enabling a holistic approach Governance dan management IT perusahaan yang efektif dan efisien membutuhkan pendekatan yang bersifat menyeluruh, yaitu mempertimbangkan komponen-komponen yang saling berinteraksi. COBIT 5 mendefiniskan sekumpulan enabler untuk mendukung implementasi governance dan management sistem IT perusahaan secara komprehensif.

● Prinsip COBIT 5 kelima : Separating governance from management COBIT 5 memberikan pemisahan yang jelas antara management dan governance. Kedua hal ini meliputi aktivitas yang berbeda,membutuhkan struktur organisasi yang berbeda dan melayani tujuan yang berbeda.

 

IMPLEMENTASI COBIT 5

Contoh implementasi ini diambil dari salah satu percobaan COBIT 5 oleh Universitas Udayana di wilayah Tabanan Bali. Implementasi rekomendasi perbaikan yang dilakukan difokuskan dalam peningkatan proses domain APO08 yang bertujuan untuk  mengetahui bagaimana dampak implementasi terhadap nilai current capability domain APO08 pada organisasi, yang pada hal ini adalah Disdukcapil Tabanan

Tahap awal dalam pelaksanaan implementasi membutuhkan sebuah time schedule yang bertujuan agar implementasi yang dilakukan berjalan dengan lancar dan tertata.Time   schedule  pelaksanaan   implementasidilakukan   dalam   kurun   waktu   1   bulan   yang ditampilkan pada Tabel 4.

 




Gambar 4.

Time Schedule Pelaksanaan Implementasi

 

Gambar 4 merupakan time schedule yang digunakan dalam pelaksanaan implementasi, kegiatan dibagi menjadi empat minggu meliputi minggu pertama yaitu melakukan update bio pada Facebook dan Instagram serta melakukan pendampingan dalam pembuatan vidio. Minggu kedua yaitu melakukan pembuatan pamflet, pembuatan template postingan dan pendampingan dalam   melakukan   upload   vidio   di   Youtube   serta   memposting   pamflet   pada  sosial   media Disdukcapil Tabanan. Minggu ketiga yaitu melakukan kegiatan monitoring dari implementasi yang   dilakukan.   Minggu   keempat   yaitu   melakukan   penyebaran   dan   analisis   ulang   hasil kuesioner untuk mengetahui peningkatan  level capability pada domain APO08. Hasil kuesioner capability level pada domain APO08 dapat dilihat pada Tabel 8.

 



 

Tabel 8 merupakan hasil analisis kuesioner capability level pada APO08.Pemberian nilai pada kuesioner dilakukan oleh 2 responden yang ditentukan berdasarkan pemetaan RACI.Beberapa   aspek   permasalahan  seperti   kurangnya   informasi   yang   tersampaikan   kepada masyarakat mulai terselesaikan dengan menerapkan praktek-praktek rekomendasi peningkatan ke tahap level 2, seperti penyampaian informasi persyaratan berkas administrasi melalui kanal youtube, posting melalui sosial media instagram, serta monitoring dalam penggunaan sosial media sebagai media penyampaian informasi kepada masyarakat. Hasil analisis menunjukan proses pada APO08 berada pada  level 2 dapat disimpulkan bahwa kegiatan implementasi yang telah dilakukan dapat meningkatkan level current capability yang sebelumnya berada pada level 1 sudah meraih level 2 sesuai dengan target implementasi

 

 

REFERENSI:

[1]       I Gusti Made Setia Dharma, I Gusti Made Arya Sasmita, and I Made Suwija Putra.(2019).“EVALUASI DAN IMPLEMENTASI TATA KELOLA TI MENGGUNAKAN COBIT 2019 (STUDI KASUS PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN TABANAN)”. Volume 2. Program Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali

[2]       Marciano Risky Fradinata , I Gede Juliana Eka Putra , I Nyoman Yudi Anggara Wijaya.(2021). “Evaluasi Tata Kelola TI Menggunakan Framework COBIT 5 Studi Kasus STMIK Primakara”.Volume 10. Program Studi Sistem Informasi Program Studi Teknik Informatika STIMIK Primakara Denpasar, Indonesia

[3]       Mahgfiroh Setiati, Ajeng Sabila Putri.(2022).” IMPLEMENTASI TATA KELOLA TI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT -5 PADA PT. MBA CONSULTING IT GOVERNANCE IMPLEMENTATION USING COBIT -5 FRAMEWORK IN PT. MBA CONSULTING”. Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trilogi, Jakarta

 

Penulis : I Gusti Agung Jaya Hiswara (5026211122)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]