Best Practice Pengembangan Software
Best practice adalah serangkaian pendekatan yang diuji secara empiris untuk pengembangan perangkat lunak. Saat digunakan bersama, mereka menyerang akar penyebab masalah perangkat lunak. Mereka tidak disebut sebagai "best practice" sehingga kita dapat mengukur nilainya secara akurat, tetapi mereka diamati secara luas oleh organisasi yang sukses di industri ini.
SWEBOK
Apa itu SWEBOK ?
Software Engineering Body of Knowledge atau yang biasa disingkat SWEBOK merupakan ilmu yang mengintegrasikan proses, metode, dan alat untuk mengembangkan perangkat lunak. SWEBOK membagi pengetahuannya ke dalam 15 area pengetahuan (knowledge areas), yaitu
- Software Requirements
- Software Design
- Software Construction
- Software Testing
- Software Maintenance
- Software Configuration Management
- Software Engineering Management
- Software Engineering Process
- Software Engineering Tools and Methods
- Software Quality
- Software Engineering Professional Practice
- Software Engineering Economics
- Computing Foundations
- Mathematical Foundations
- Engineering Foundations
Selain Knowlegde areas yang berjumlah 15, terdapat pula 7 Related Disciplines yang digunakan oleh SWEBOK yaitu sebagai berikut,
- Computed Engineering
- Computer Science
- General Management
- Mathematics
- Project Management
- Quality Management
- Systems Engineering
Tujuan SWEBOK
Berdasarkan Guide of SWEBOK yang telah dikeluarkan oleh IEEE, SWEBOK memiliki 5 tujuan, yaitu
- Untuk mempromosikan pandangan yang konsisten dari software engineering secara keseluruhan
- Untuk menspesifikasikan cakupan dan klarifikasi tempat untuk software engineering dengan menghormati disiplin lain seperti ilmu komputer, projek manajemen, teknik komputer, dan matematika
- Untuk mengkarakterisasi konten dari disiplin software engineering
- Untuk memberikan akses topik untuk SWEBOK
- Untuk menyediakan pondasi untuk mengembangkan kurikulum dan untuk sertifikat individu dan materi lisensi.
CMMI
Pengertian CMMI
CMMI adalah singkatan dari Capability Maturity Model integration. CMMI Merupakan framework yang dibuat untuk mengembangkan dan memperbaiki proses di perusahaan/organisasi agar produk yang dihasilkan semakin optimal.
Tingkat Kematangan CMMI
Adapun tingkat kematangan CMMI :
Tingkat kematangan 1 : Initial (Awal)
- Proses dikelola atau dikendalikan dengan buruk.
- Hasil tak terduga dari proses yang terlibat.
- Pendekatan ad hoc dan chaotic digunakan.
- Tidak ada KPA (Area Proses Utama) yang ditentukan.
- Kualitas terendah dan risiko tertinggi.
Tingkat kematangan 2 : Managed (Terkelola)
- Persyaratan dikelola.
- Proses direncanakan dan dikendalikan.
- Proyek dikelola dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang terdokumentasi.
- Risiko yang terlibat ini lebih rendah dari level Awal, tetapi masih ada.
- Kualitas lebih baik dari level awal.
Tingkat kematangan 3 : Defined (Ditentukan)
- Proses dicirikan dengan baik dan dijelaskan menggunakan standar, prosedur yang tepat, dan metode, alat, dll.
- Kualitas sedang dan risiko sedang terlibat.
- Fokusnya adalah standardisasi proses.
Tingkat kematangan 4 : Quantitatively Managed (Dikelola Secara Kuantitatif)
- Tujuan kuantitatif untuk kinerja proses dan kualitas ditetapkan.
- Tujuan kuantitatif didasarkan pada persyaratan pelanggan, kebutuhan organisasi, dll.
- Ukuran kinerja proses dianalisis secara kuantitatif.
- Kualitas proses yang lebih tinggi tercapai.
- Risiko lebih rendah
Tingkat kematangan 5 : Optimizing (Mengoptimalkan)
- Perbaikan berkelanjutan dalam proses dan kinerjanya.
- Perbaikan harus inkremental dan inovatif.
- Kualitas tertinggi dari proses.
- Risiko terendah dalam proses dan kinerjanya.
-----------------------------------------------------------
Oleh : Maulidiya Meilani (5026211121)
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar